Sejarah Desa Sale Kabupaten Rembang
Sejarah Singkat Desa Sale
(27-05-1805)
Secara garis besar dari sejarah keberadaan Desa Sale, terlatar belakangi peperangan Mataram (Babat Mataram). Yang konon setelah Mataram mengalahkan Kerajaan Jawa Timur yang dipimpin oleh Adipati Pragola Pati. Sekembaliannya dari peperangan, sebagian punggawa dan prajurit beserta pembesar dan ulama pada waktu itu lewat jalur utara. Dari situlah dikisahkan ada seorang punggawa Kerajaan Mataram yang meninggalkan putranya dengan sebutan Ki Panji Bagus (anak) menetap di wilayah Sale sekarang, tepatnya dibelakang SD 1 Sale yang dulunya masih hutan belantara yang ditemani seorang Kyai Abu Hariri dan cantriknya. Suatu ketika ada keinginan hati seorang anak yang ingin mengetahui siapa orang tuanya, maka dia minta saran dan ijin dari Kyai Hariri untuk mencari orangtuanya dari penggedhe / pembesar Kerajaan Mataram.
Ada sebagian mitos atau dongeng apa entah sejarah, masyarakat yang hidup di sekitar hutan, konon bila saat ada suara adzan yang dikumandangkan oleh Panji Bagus tersebut semua warga yang mendengarnya terdiam dan sampai ibu-ibu yang memasak makanan pun terhenti aktifitasnya mendengar suara amat merdu itu. Lalu mulailah warga menyelidiki siapa yang punya suara apik tersebut. Tahulah bahwa ada sosok pemuda rupawan namun cacat tangan, tetapi tak merubah kepribadiannya sebagai keturunan orang ningrat pada waktu itu. Akhirnya warga hormat dan senang kepada pemuda tersebut karena kepribadiannya yang santun.
Kembali niat Panji Bagus ingin bertemu orangtuanya. Pada saat akan berangkat Panji Bagus berpamitan kepada warga setempat sembari minta doa restunya semoga bertemu orangtuanya. Berangkatlah Panji Bagus ke Mataram, singkat cerita Panji Bagus tak diakui sebagai anak oleh orangtuanya karena cacat fisik yang akan membuat malu keluarga orangtuanya yang terpandang di Mataram. Ditolaklah Panji Bagus untuk bersatu dengan keluarga yang dirindukan. Bila Panji Bagus memang benar-benar anaknya, orangtuanya minta syarat kepada Panji Bagus untuk menanam jimbun (buah pohon jati) ditempat asal Panji Bagus. Kalau jimbun tersebut bisa tumbuh maka dia bisa dipastikan sebagai anaknya.
Hari berganti hari, berselang minggu, bulan bahkan tahun tak terasa Panji Bagus semakin dewasa dan matang kepribadiannya yang akhirnya jimbun tersebut tumbuh semakin besar dan besar, tapi janji orangtuanya yang lama didamba tak kunjung tiba. Maka disusul kembali ke Mataram untuk memberitahu perihal jimbun tersebut. Setiba di Mataram ternyata kedua orangtuanya telah meninggal. Dengan hati sedih dan putus harapannya, Panji Bagus kembali ke tempat asalnya.
Dari situlah tersirat kata Sale (mbalek Asale ; jawanya) dan ada yang berpendapat bahwa sekembalinya Panji Bagus dari Mataram bertepatan dengan hari Selasa Legi menurut perhitungan jawa disingkat “Sale” asalnya Selasa Legi. Maka setiap bulan Suro hari Selasa Legi masyarakat Desa Sale mengadakan ritual Sedekah Bumi sebagai tanda bibit kawit (asal muasal Desa Sale.
Demikian secara singkat sejarah berdirinya Desa Sale.




Posting Komentar